Page

Jumat, 04 Maret 2011

Hay girls !! Hati-hati Menjaga Hati Yach..!!

“Eh, kamu pernah pacaran ngga?”

“Ngga.”

“Hah! Ngga pernah pacaran? Ngga gaul banget siiih…!!”

Begitulah realita kaum muda saat ini. Pacaran jadi tren, ngga pacaran dianggap aneh. Bolehlah kapan-kapan kalian jalan-jalan ke sekitar kampus. Apa yang kalian temukan? Pasangan mesum bertebaran di setiap sudut kampus. Banyak dalih yang mereka gunakan, ngerjain tugas bareng, diskusi, ngobrol, rapat, dan lain-lain. Itu baru di kampus, yang jelas-jelas merupakan tempat umum. Selanjutnya mari kita tengok di area kos-kosan. Ternyata ngga jauh beda ama kampus, hampir ngga ada rumah kos yang bebas dari pasangan cewek cowok duduk berduaan. (Hati-hati, yang ketiga setan loh!). Bahkan yang lucu, ada kos-kosan yang (dengan PeDe-nya) menuliskan aturan, tulisannya gede banget di depan pintu masuk. “Jam malam  pukul 21.00 kecuali hari Sabtu pukul 22.00.” Itu kan sama aja memberi peluang buat malam mingguan sampe malam? Masyaallah!

Sadar ato ngga, banyak aturan yang diterapkan buat kita. Seperti, aturan dari ibu kos (kayak contoh di atas), tidak boleh pulang melebihi jam malam. Lalu aturan dari orang tua (biasanya), boleh pacaran asalkan tidak mengganggu kuliah. Trus aturan dari pak RT, dilarang memasukkan tamu cowok ke dalam rumah. Juga aturan dari pemerintah, boleh melakukan seks bebas asalkan pake kondom. Parah!



Kalo selama ini kalian begitu taatnya pada aturan-aturan tersebut, maka ketahuilah bahwa aturan itu semua tuh berasal dari manusia, yang sangat mungkin melakukan kesalahan dalam membuat aturan. Lantas, tahukah kalian, dalam masalah pergaulan, ternyata Allah juga punya aturan buat kita lho. Dan yang jelas, kalo aturan itu datang dari Allah, pastinya tidak diragukan lagi lah kebenaran dan kebaikannya.

Gimana sih aturannya? Jadi begini ceritanya…

Allah menciptakan manusia dalam dua jenis, laki-laki dan perempuan (Saya ulangi, laki-laki dan perempuan, jadi ngga ada yang namanya waria). Lalu, Allah juga memberikan naluri (gharizah) pada manusia, salah satunya naluri berkasih sayang (gharizah nau’). Efek dari gharizah nau’ ini salah satunya adalah perasaan mencintai lawan jenis. Sebenarnya, bukan hanya manusia sih yang dikaruniai gharizah nau’, hewan pun juga punya. Buktinya hewan juga melakukan kawin kan? Berarti manusia sama aja kayak hewan dunk? Kalo cuma dilihat dari gharizah nau’ ya emang sama sih. Tapi jujur, saya ngga terima jika disamakan ama hewan. Sebentar, jangan emosi dulu. Jelas ada bedanya kok. Apakah itu? Akal. Yap, manusia punya akal, sedangkan hewan ngga. Itu bedanya.

Hewan, ketika dia suka ama lawan jenisnya, dia akan langsung mengawininya. Sehingga ngga heran jika banyak ditemukan kasus seks bebas di kalangan perhewanan. Wajar lah ya, hewan kan ngga punya akal. Tapi, tahukah kalian? Di kalangan manusia ternyata juga ada kasus seks bebas. Loh, kok sama ama kasus di dunia perhewanan? Mengerikan kan? Begitulah jika manusia ngga mau menggunakan akalnya, dan ngga nurut ama aturan Allah. Akibatnya, mereka jadi ngga ada bedanya ama hewan. Na’udzubillah!

Padahal Allah udah ngasih aturan buat manusia yang berakal, dalam menghadapi gharizah nau’ yang mulai menggelora dalam hati. Bukan dengan pacaran, juga bukan dengan seks bebas. Yang jelas, solusi dari Allah ini lebih sangat mulia daripada aktivitas kehewanan tersebut. Jadi, ketika gharizah nau’ mulai menjangkiti manusia, maka solusi yang Allah berikan adalah menikah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:

“Wahai generasi muda! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia menikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud).

“Ya sudahlah, biarin aja mereka pacaran. Toh dosanya mereka tanggung sendiri kan?”
Eits, ngga bisa gitu dunk…

“Siapa saja di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah mengubahnya dengan tangannya; jika tidak mampu, hendaklah mengubahnya dengan lisannya; jika tidak mampu, hendaklah mengubahnya dengan kalbu. Sesungguhnya hal itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah).

Nah, jadi mulai sekarang, ngga ada alasan lagi bagi untuk berdiam diri. Serukan solusi kebenaran Islam ini kepada saudara kita yang lain!

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan-nya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS al-Jaatsiyah [45]: 23)

Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang dibiarkan sesat oleh Allah. Amin!

Wallahua’lam bish showab.





Zakiya El Karima


Tidak ada komentar:

Posting Komentar