“Ada urusan apa aku dengan dunia? Aku di
dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari
teteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya.”
(Muhammad saw.)
Sudah lama saya ingin membuat tulisan
ini, semenjak awal saya melihat iklan dengan slogan “apa kata dunia”
yang menghiasi media, saya terus terang merasa terganggu dan sedikit
eneg setiap kali mendengar iklan ini. Sepertinya inilah wakilnya wajah
negara yang memakai baju kapitalisme-sekuler, maunya menang sendiri,
kalo menyangkut urusan pemerintahan maka semuanya harus cepat, bagus,
diurus, dan penuh toleransi, alasanya sih “Demi rakyat”, pergi keluar
negeri argumennya “demi rakyat”, beli mobil baru katanya “demi rakyat”.
Tapi kalo rakyat minta diurus agak cepetan dia bilang “sabar dulu, semua
ada masanya, ada prosedurnya”, atau kalo rakyat ngeluh maka dia bilang
“rakyat mandiri dong, jangan manja!”. Capek deh!