Page

Rabu, 01 September 2010

Lubang



Dua anak kecil, kakak adik, tampak sibuk di sebuah pojok pekarangan rumah. Salah satu dari mereka terlihat menelungkup seperti mengambil sesuatu dari balik lubang kecil. Sementara yang satunya lagi begitu serius memperhatikan sang kakak. Sambil sesekali ikut melongok ke arah lubang, tangan kanannya tetap erat mencekal ranting kecil.

“Dapat, Kak?” ujar sang adik menampakkan wajah penasaran.


“Belum, Dik. Lubangnya dalam sekali!” jawab sang kakak yang masih ingin mencoba merogohkan tangannya lebih dalam ke pangkal lubang.

Rupanya, dua anak itu sedang berusaha mengambil sebuah bola pimpong yang masuk ke lubang. Tibalah giliran sang adik mengorek-ngorek lubang dengan rantingnya. Ia berharap, bola pimpong bisa tersangkut di ujung ranting dan tercungkil keluar lubang. Tapi, selalu saja ia gagal.

Di tengah kebingungan itu, seorang ibu menghampiri mereka. Ia melongok-longok mencari tahu apa yang sedang dilakukan dua anaknya dengan sebuah lubang. Tak lama kemudian, sang ibu pun mengangguk pelan.
“Belum berhasil, Nak?” tanya sang ibu sambil memberikan isyarat kehadirannya.

“Belum, Bu. Lubangnya dalam sekali!” ujar kedua bocah itu memperlihatkan keputusasaan.

“Nak,” ujar sang ibu sambil memegang dua pundak anak-anaknya. “Coba kau isikan air ke lubang. Insya Allah, lubang akan memberikan kalian bola!”
***

Mencari solusi dalam problematika hidup mungkin tak ubahnya dengan upaya mengeluarkan sesuatu yang kita inginkan dari dalam lubang yang dalam dan gelap. Butuh cara bijaksana agar yang kita inginkan bisa kita dapatkan dengan mudah.

Sayangnya, tak semua kita mampu bijaksana menyikapi lubang problematika hidup tersebut. Tak banyak yang memahami bahwa mencari solusi dari masalah tidak melulu dengan upaya ingin mendapatkan sesuatu. Tapi justru dengan semangat memberi. Dari memberi itulah, ia mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
Tepat sekali apa yang diucapkan sang ibu kepada dua anaknya, “Penuhi lubang dengan air, ia akan memberimu bola!” (muhammadnuh@eramuslim.com)

Subhanallah, Rakyat Masih Miskin


Indonesia ternyata makmur dan kaya. Ya begitulah kondisinya. Indonesia tidak berada di bawah garis kemiskinan, karena pada faktanya secara tersurat kita akan membangun gedung pencakar langit khusus orang-orang yang mewakili rakyat sebesar Rp 1,6 M, eh salah harusnya Rp 1.600.000.000.000,00 atau setara Rp 1,6 Triliun.

Anehnya itu sudah paket dengan fasilitas kolam renang dan spa. Whats ?! Ada Spa dan Kolam Renangnya juga. Dalam benak saya berpikir Ooo... mungkin rapatnya sambil berendam di kolam renang atau istirahatnya di Spa, supaya tidak kantuk. Wow, Indonesia eh orang-orangnya walau pun kebanyakan miskin tapi tetap terlihat elit. Sebagai rincian dana tersebut seperti ini,

Biaya Konstruksi Fisik Rp 1.125.074.721.000

Biaya Konstruksi Perencanaan Rp 19.126.270.257

Biaya Konsultan MK : Rp 16.876.120.815

Biaya Pengelolaan Kegiatan : 1.125.074.021

Total Biaya : Rp 1.162.202.186.793

Biaya tersebut belum termasuk biaya TI, sistem keamanan, dan furnitur.

Saya juga jadi punya pikiran, lho gmana kalau nanti Ibukota Indonesia pindah ya ? Bangunannya bisadipindahkan juga nggak ya ? Kebayang saja, Pemerintah bakal memindahkan seluruh perangkat administrasi negara keseluruhannya. Artinya, mungkin gedung baru ini akan ditinggalkan pemiliknya dan ke depan akan direncanakan pembangunan gedung baru lagi.

Subhanallah. Memang baik sekali budi masyarakat Indonesia. Sudah di dzholimi, mereka juga memilih orang-orang yang dzholim dan ternyata mereka membuka diri menjadi orang-orang yang murah sedekah kepada wakil rakyat yang dzholim. Saya jadi berpikir, ada nggak ya orang-orang dari partai islam yang di kenal ajengan, ulama, da’i atau ustadz lah yang duduk di sana dan keluar masuk gedung DPR/MPR menggunakan sepeda ontel jaman dahulu, atau berjalan kaki serta dengan pakaian dan jas sederhana yang di beli dari pasar kaki lima.

Sudah ah, nggak baik ngomongin kejelekan pemerintah. Mari kita cari yang baiknya terhadap rakyat. Masih ingat nggak bahwa presiden kita tuh pernah menurunkan harga minyak 3 kali lho... (Woiii sadar pemerintah juga yang naik lebih dari 3 kali), oh iya masih ingat nggak saat sidang kasus Century yang dulu dilakukan anggota DPR sampai tidak tidur,,, (Woiii sadar juga donk itu Cuma narsis doank... buktinya mbak Mulyani berhasil ”lari” pak Boediono masih sering nongol, pak SBY nih... jadi nggak terdeteksi kesalahannya), masih ingat nggak saat DPR juga meminta pemerintah bertindak tegas akhir-akhir ini terhadap Malaysia, bahkan diantara mereka menyuruh agar stasiun televisi nasional menghentikan penayangan Upin dan Ipin... (Woii sadar juga donk pemerintah kita saja masih aktif ngirim TKI ke sana karena para TKI sudah tahu bahwa di Indonesia nggak bisa kerja n’ jangan lupa beraninya kok sama tetangga... beberapa waktu yang lalu kapal induk Amerika serikat saja dengan mudah mondar-mandir di Indonesia nggak ada yang gubris....).

Lho lantas kebaikan apa nih yang bisa saya banggakan dari pemerintah ini ? Coba para pembaca ada yang bisa tebak kebaikan apa yang dilakukan pemerintah terhadap rakyatnya ? Hmmm... masihkah kita berharap pada Demokrasi. Ya seperti apa yang diharapkan orang-orang yang benci kebangkitan islam dan juga khilafah. Hmm.. pokoknya sekali khilafah tetap khilafah. Sekali islam tetap islam sebagai solusi.

Zain Rahman El-Palembani

Fokus Institut/ direktur www.syiar-islam.com