Page

Kamis, 29 Juli 2010

Coretan-Coretan Propaganda




Demokrasi telah membuang kehormatan manusia.

dalam sampah kehinaan hingga manusia terbiyasa dihina dan menghinakan dirinya.

lihatlah para perempuan dan anak-anak yang mau saja jadi korban exploitasi.

atas bana seni, kemulyaan mereka dihargai dengan uang,

sungguh nilai yang sangat rendah

bukan cuma itu, Demokrasi telah sangat menjauhkan manusia dari kebangkitan hakiki

so...........sudah saatnya demokrasi dimusnahkan

ganti dengan sistem Islam yang tidak hanya memulyakan manusia tetapi juga menjaga kemulyaannya.

wahai para pejuang, siapkan dirimu untuk lakukan revolusi esok hari



kita ciptakan sejarah kebangkitan Islam dengan tinta emas dari tangan-tangan kita.

ALLAHUAKBAR !!!!

Jumat, 23 Juli 2010

Welcome to My Life !......


Do you ever feel like breaking down?
Do you ever feel out of place?
Like somehow you just don’t belong
And no one understands you
To be hurt
To feel lost
To be left out in the dark
To be kicked
When you’re down
To feel like you’ve been pushed around
To be on the edge of breaking down
When no one’s there to save you
No you don’t know what it’s like
Welcome to my life

Sebuah curhat dari anak-anak Simple Plan, dengan title Welcome to My Life. Lagu ini sempat jadi tembang favorit saya. Selain karena iramanya memang asyik punya, tapi terlebih karena isi liriknya…. oke dan pas banget. Ya… Welcome to my life menggambarkan kehidupan realistis yang sering kita alami, beda dengan kebanyakan lagu lain yang lebih berbau hedonis, melenakan, atau dengan tema yang monoton… cinta melulu. Lagu ini beda. Dia menghantarkan kita pada kenyataan sebuah gerbang kehidupan yang tidak semanis orang lain bayangkan. Selamat datang dalam kehidupanku… yang penuh dengan luka…. terpinggirkan, bahkan terlempar di saat-saat penuh kepedihan, ketika tak ada seseorang yang peduli, yang ada hanya cemooh, ketika satu per satu yang dimiliki pergi… But it is my life….. maka welcome to my life.

“Lagu ini kayak marsnya para da’i saja” sergah salah seorang teman suatu ketika.Sorotan lampu berkedap-kedip… hentakan keras musik, sementara kaki-kaki mengayun di lantai dansa… DJ memainkan musik, disko dimulai….. Ampuuunn DJ!!Di sini engkau mendapat prestise. Di sini engkau diperhitungkan…. gaul… keren! Sementara di dunia kedua para penghuninya adalah komunitas yang terpinggirkan. Disini mereka dicaci, dihina, dilemparkan, bahkan dilukai. Alih-alih dihormati, yang ada bagi yang istiqomah dalamnya adalah cap fundamentalis, fanatik, ekstrimis, bahkan teroris!

Saya merengut kurang mengerti. “Iya, lagu ini persis kayak kehidupannya para da’i. Yaa gak mirip-mirip amat sih. Namun coba deh simak, liriknya menggambarkan realitas yang seringkali dialami dalam kehidupan dakwah. Kehidupan yang menggetirkan…. Namun bagaimanapun kehidupan seperti itu telah menjadi pilihan… jadi ya… Welcome to my life lah” ujarnya menjelaskan.

Saya termangu dalam.

Yap, dunia dakwah. Ini tentunya beda dengan dunia gemerlap alias dugem. Kehidupan penuh silau dunia….

Dunia seperti ini sih memang menggiurkan. Mewakili kehidupan bergemilang kesenangan dan kemewahan yang dielu-elukan kaum remaja kebanyakan.

Sementara jauh di sana… di sebuah lingkungan yang jauh dari hangar bingar saat lampu disko berkelap-kelip… para pendekar dakwah malah sedang bertafakur, asyik larut dalam zikir memuja Rabbnya. Setelah seharian disibukkan dengan aktivitas dalam medan perjuangan dakwah yang begitu melelahkan.

Di dunia yang pertama para pemeluknya dielu-elukan. Dipuja-puji.

Dunia dakwah, sebagaimana penggambaran yang coba ditampilkan oleh Syair nasyid berikut ini….

Sekeping hati dibawa berlari
Jauh melalui jalanan sepi
Jalan kebenaran indah terbentang
Di depan matamu para pejuang
Tapi jalan kebenaran
Tak akan selamanya sunyi
Ada ujian yang datang melanda
Ada perangkap menunggu mangsa
Akan kuatkah kaki yang melangkah
Bila disapa duri yang menanti
Akan kaburkah mata yang menatap
Pada debu yang pasti kah hinggap
Mengharap senang dalam berjuang
Bagai merindu rembulan di tengah siang
Jalannya tak seindah sentuhan mata
Pangkalnya jauh ujungnya belum tiba

Lirik yang dibawakan lirih, saya seringkali merasa trenyuh ketika mendengar penggambaran ini. benar, jangan pernah mengharap kesenangan dalam perjuangan dakwah ini. Karena engkau bakal kecewa ketika realitanya yang engkau temui adalah kepedihan. Jalan dakwah tak seindah pandangan mata. Jalannya memang sunyi dari pengikut, namun tak sunyi dari marabahaya. Akan ada ancaman, akan ada ujian, akan ada cacian, kelak tak jarang nyawa bahkan bisa jadi melayang.Ketika dakwah ditolak dengan sinis. Ketika seruan dibalas dengan timpukan sendal. Ketika iming-iming harta membayangi mencoba memalingkan. Ketika palu hakim menjatuhkan vonis tahanan. Ketika yang tersisa cuma gelap pekat.

Intiplah apa yang pernah dialami para sahabat dan pejuang terdahulu ketika mereka memutuskan melebur dalam barisan ini. Bukankah Saad rela berpisah dengan ibu tercintanya demi bersama Rasul kekasihnya? Bukankah Bilal rela tersiksa segenap raganya demi pertahankan Ahadnya? Bukankah Khadijah mesti merelakan seluruh hartanya untuk mendukung dakwah Suami sekaligus RasulNya tercinta? Bukankah Shuhaib rela menukar seluruh harta yang susah payah dikumpulkan di Makkah demi kelapangan hijrahnya?

Inilah para pendekar teladan. Saksikanlah! Bukan jalan mulus yang mereka lalui. Ketika mereka ikrarkan untuk menjadi pendekar dalam perjuangan ini. Saat itu pula pedang-pedang musuh siap berkelebat, kuku-kukunya siap mencengkeram, dan anak panah-anak panah siap menerjang.

Tapi mah itu biasa atuh…..

Para pendekar tak bergeming.

Ketika fitnah keji menyarang ke diri mereka

Ketika cacian berulang tak henti dialamatkan. Ketika luka menghiasi sekujur badan. Ketika pada akhirnya satu persatu teman dan sanak keluarga menjauh. Ketika harta serupiah demi serupiah meludes. Ketika hampir tak ada seorang pun yang peduli. Ketika perjuangan yang mati-matian dijalani tak memperlihatkan hasil yang menggembirakan.

Ketika itu… akan mundurkah anda wahai pendekar?

Kallaa!!! Sekali-kali tidak! Allahu Akbar…. Laa haula wala… quwwata illa billah
Kalaupun harus mati… biarlah matiku karena berjuang di medan ini!
Kalau ada 1000 orang pejuang dakwah maka aku adalah salah satu di antaranya
Kalau ada 100 orang pejuang dakwah maka aku adalah salah satu di antaranya
Kalau ada cuma 10 orang pejuang dakwah maka aku tetap salah satu di antaranya
Dan kalaupun yang tersisa cuma ada 1 orang pejuang dakwah, akulah orangnya.
Dan bila tidak ada lagi pejuang dakwah….
Berarti aku telah mati syahid!

oleh Fauzan Muttaqien

Merindukanmu !!!


oleh Ahmad Adityawarman

“…kemudian akan tegak kembali Khilafah berdasarkan metode kenabian…”
(HR Ahmad)

Pernah dengar bunyi hadits yang di atas sebelumnya? Atau pernah dengar yang namanya ‘Khilafah’ yang disebut pada hadits ini?
“Khilafah, makanan apa lagi tuh?” Gubraaaak!! Makanya jangan cuma jadi anak rumahan yang cuma bisa nonton acara wisata kuliner dong. Tapi jadilah anak punk (punk’ngajian’, hehe). Mungkin kita juga sering dengar banyak orang-orang baik teman kita, ustadz, aktivis dakwah, dan lainnya ngomong masalah Khilafah ini. Atau di beberapa media Islam juga disebutkan istilah tersebut.

Dan beberapa perhelatan akbar, seperti Konferensi Khilafah Internasional yang diadakan tahun 2007 di Gelora Bung Karno, Muktamar Ulama Nasional yang menghadirkan 5000 lebih ulama Indonesia dan internasional, juga Kongres Mahasiswa Islam Indonesia pada bulan Oktober lalu yang membahas pentingnya penegakkan Khilafah. Lalu, apa sih sebenarnya Khilafah itu? Yang jelas bukan nama makanan apalagi nama judul sinetron..

Khilafah adalah institusi yang menerapkan syari’ah (hukum Islam) pada seluruh aspek kehidupan dan merupakan kepemimpinan umum bagi umat muslim seluruh dunia. Beberapa kalangan dan juga di beberapa hadits khilafah disebut imamah, dua kata yang mengandung arti sama.

Dengan penerapan sistem Islam komprehensif, dulu Khilafah berjaya sebagai negara superpower yang sempat memiliki wilayah seluas dua pertiga belahan dunia. Sejarah pun telah mencatat fakta kegemilangan umat Islam dibawah pimpinan sang Khalifah.

Bermula dari diutusnya Rasulullah yang mulia, revolusioner sejati sepanjang masa, berdirilah negara Islam yang pertama di Madinah. Setelah Beliau wafat berlanjutlah kepemimpinan umat di tangan para Khalifah di masa Khulafaurrasyidin, dan dilanjutkan para Khalifah di masa kekhilafahan berikutnya. Maka, tunduklah dua imperium raksasa Romawi dan Persia. Terbukalah pintu gerbang Palestina dihadapan Umar sang singa padang pasir. Takluklah kota Andalusia di negeri Spanyol oleh pasukan Thariq bin Ziyad. Bertekuklututlah pasukan salib dihadapan tentara Salahuddin al Ayyubi. Jatuhlah kota besar Konstantinopel ke tangan Muhammad al-Fatih. Meluaslah daerah negara Islam dari Asia hingga ke Afrika bahkan Eropa.

Keadaan rakyat waktu itu sungguh sangat sejahtera, makmur dan aman sentosa. Teringatlah kita kala sang khalifah Umar bin Abdul Aziz bingung dengan melimpahnya harta di kas negara, bahkan rakyatnya di Afrika tak ada yang mau menerima zakat. Saking sentosanya sampai-sampai serigala tak mau menerkam hewan ternak yang tak dijaga penggembala. Kriminalitas sangat-sangat jarang terjadi. Dan tak hanya umat Islam, kaum agama lain seperti Nasrani dan Yahudi puas dengan kepemimpinan Islam sehingga mampu berdampingan hidup dengan tentram dan damai.

Kemajuan pesat juga terjadi di bidang sains dan teknologi maupun ilmu pengetahuan lainnya. Ketika orang Eropa masih berpikir bumi itu datar dengan monster yang menjaga tiap ujungnya, Khalifah al-Makmun abad 11 M telah menemukan peta bumi dan langit dan al-Idrisi berhasil membuat bola dunia dari perak 1 abad setelahnya. Buku kedokteran karya Ibnu Sina, al-Qanun al Qanun fi ath Thibb, dianggap sebagai ensiklopedia ilmu kedokteran dan ilmu bedah terlengkap di zamannya (kurun abad XII s/d XIV M) dan menjadi referensi utama fakultas kedokteran di berbagai perguruan tinggi Eropa. Teknologi perang sangat maju, seperti penggunaan mesiu, pistol, roket dan lain-lain. Nggak usah saya paparkan di sini semua ilmuwan beserta temuan dan kontribusinya pada bidang ilmu pengetahuan, pasti kalian sampai bosan ngebaca saking banyaknya (cari aja di buku atau sumber lain, itung2 nambah wawasan juga kok).

Pantas lah seorang intelektual Barat pernah berujar:“Peradaban Islam merupakan peradaban yang paling besar di dunia. Peradaban Islam sanggup menciptakan sebuah negara adidaya kontinental (continental super state) yang terbentang dari satu samudera ke samudera yang lain; dari iklim utara hingga tropik dan gurun dengan ratusan juta orang tinggal di dalamnya, dengan perbedaan kepercayaan dan asal suku… Tentaranya merupakan gabungan dari berbagai bangsa yang melindungi perdamaian dan kemakmuran yang belum dikenal sebelumnya.”
(Carleton S saat mengomentari peradaban Islam dari tahun 800 hingga 1600 dalam Ceramahnya tanggal 26 September 2001, dengan judul “Technology, Business, and Our Way of Life: What’s Next”).

Kawan, itu baru segelintir fakta yang menunjukkan betapa luar biasanya keadaan umat Islam saat itu. Dan ini bukanlah cerita dongeng penghibur anak kecil yang sedang nangis, sekali lagi ini fakta sejarah! Kalau pun banyak di antara kita yang nggak tau bahwa umat Islam pernah berjaya dalam naungan negara Khilafah, itu karena pihak yang membenci Islam selalu menutup-nutupi dan memanipulasi sejarah-sejarah yang ada.

Sayangnya, seperti kata sobat masa kecil saya, Ariel peterpan, tak ada yang abadi. Kedigdayaan Khilafah akhirnya runtuh, bukan, tapi diruntuhkan oleh seorang pengkhianat agen Inggris Mustafa Kemal Pasha dengan konspirasi keji yang dirancang dengan rapi. Dan atas jasa manipulasi sejarah jugalah kita malah mengenal pengkhianat ini sebagai Bapak Turki, Pembaharu Turki, dan gelar palsu lainnya yang sangat menghina kita. Mustafa Kemal pada tahun 1924, tepatnya tanggal 3 Maret, mengubah sistem Khilafah menjadi sistem republik, mengusir khalifah terakhir Sultan Abdul Majid, mencampakkan syari’at Islam yang dulunya menjadi aturan bernegara dan memilih aturan Barat sebagai penggantinya.

Dan tanpa Khilafah, umat Islam saat ini terpecah belah dalam batas negaranya masing-masing. Dengan mudah negara kafir penjajah mulai menginvasi negeri-negeri kaum Muslim. 8 Maret 1945 sampai 1963 1,5 juta rakyat sipil dibunuh oleh tentara Prancis. Tahun 1947 di Kashmir lebih dari 70 ribu orang syahid. Di Bosnia 11 Juli 1995 pembunuhan massal yang dilakukan tentara Serbia atas izin PBB di Sebrenica menewaskan 8.373 orang. Di Aljazair, di Checnya, Afghanistan, Palestina… Tidak, nggak usah saya ceritakan lebih jauh, terlalu keparat perlakuan kaum kafir kepada saudara-saudara kita di sana..

Negeri-negeri muslim yang lain juga dijajah walaupun tak secara fisik. Lihatlah para penguasa boneka yang begitu mudahnya menurut kepada kaum kafir. Tak punya harga diri! Ikut-ikutan mengambil sistem dan paham dari Barat yang jelas bobroknya kayak demokrasi, kapitalisme, dan sebagainya. Sikap mereka cuma diam ketika umat Islam yang bahkan negara tetangganya dibombardir secara biadab. Paling juga mengecam supaya dianggap peduli, padahal nggak ada gunanya sama sekali. Tapi anehnya menerima dengan tangan terbuka, berfoto begitu mesra dan menjamu makan penguasa kafir yang telah membantai umat Islam. Kebijakan politik selalu sarat kepentingan asing. Benar-benar pengecut, lebih takut pada orang kafir dibanding kepada Tuhannya sendiri ternyata.

Generasi muda Islam makin jauh dari agamanya. Dicecoki oleh gaya hidup rusak mulai dari pergaulan, mode, budaya melalui media yang nggak mutu sama sekali. Akhirnya rela membebek dan berkiblat pada gaya hidup Barat dengan alasan ngikutin trend. Pergaulan makin parah, pacaran sampai zina (na’udzubillah) sudah dianggap biasa.

”Ih, loe itu homo apa kagak laku-laku?” begitu celetukan yang ditujukan pada orang yang istiqomah menjaga prinsipnya.

”Ngapain sok ceramahin gue, loe. Dasar sok ustadz.” Eh, malah dikatai begitu saat mencoba menjelaskan pandangan Islam mengenai pacaran. Ckckck, parraaahhh!

Di lini kehidupan lain pun umat Islam makin tertinggal jauh. Pendidikan yang makin terkebelakang, kemiskinan merajalela. Ajaran Islam dilecehkan, al-Qur’an dibuang ke toilet, membuat kartun hina dengan maksud menggambarkan Nabi Muhammad. Kita paling cuma bisa menggeram marah, mengutuk, sekali lagi tanpa bisa melakukan tindakan nyata. Aaaahhhh, apa-apaan ini! Predikat umat Islam sebagai umat terbaik dikemanakan!

Maka membandingkan kehidupan Islam di zaman Khilafah dulu dibandingkan keadaan umat tanpa Khalifah sekarang sungguh amat berbeda. Yang dulunya hidup mulia sekarang jadi terpuruk dan terhina. Apa yang musti kita lakukan? Syukurlah saya yang sebenarnya tergolong bejat ini sempat ’diculik’ buat ikut ngaji Islam oleh sahabat-sahabat saya. Sehingga saat ini saya bisa merasakan betapa rindunya diatur kembali oleh syari’at Islam yang mulia dan memuliakan.

http://mafahimcenter.wordpress.com/2010/01/03/merindukanmu/

Bidadari dunia itu kamu kan ??? ayo ngaku...ngaku....ngaku !

oleh Gilang Zulfairanatama Al-Arsyad

bidadari dunia
pertama2 kita perlu meluruskan pemikiran kita yah . . mungkin masih banyak yang berpikir kalo bidadari dunia itu adalah “ibu”. padahal bukan loh . . pernah kan kawan2 ikut training pencerahan jiwa? ada kan video “dialog antara bayi dengan Tuhan”? kalo ga benar, gini dialognya :

bayi: aku begitu lemah. bagaimana mungkin aku akan hidup di bumi-Mu?
Tuhan: kau akan dijaga oleh seorang “malaikat”
bayi: siapakah malaikat itu?
Tuhan: kau bisa memanggilnya dengan sebutan “ibu”
“terimakasih yah ibu, engkau telah menjadi ‘malaikat penjagaku’. selama aku hidup engkau yang tak pernah lelah menyayangiku . .”
oke, dah lurus kan sekarang. “apanya yang lurus?” yang pasti bukan rambut . . kalo rambut yang dilurusin namanya ‘rebonding’ . . “kalo jenggot?” ihh .. jadi ‘merinding’ ..
balik ke topik ..



siapa yang pantas dibilang sebagai bidadari dunia? apakah kamu? .. wah ada yang angkat tangan! tapi kok ada jenggotnya? ihh .. lagi2 jadi ‘merinding’

apakah fisik atau hati yang lembut, yang merupakan kecantikan bidadari dunia? apakah hanya salah satunya? mari kita lanjut ..

-menurut saya sih kedua2nya-

kita bahas yg segi fisik dulu deh .. cantik? maybe ..
pernahkah kalian membandingkan wanita yg menjaga auratnya dengan yang ga? secara ga sadar mungkin aja pernah, iya kan? hehe .. kawan2 tau ga, kalo bidadari di surga, begitu sopan dan menundukkan pandangan. sudah dapat simpulannya? yap! bidadari dunia itu adalah wanita yang sopan dan menundukkan pandangan juga, SEKALIGUS tertutup auratnya. apakah mereka itu cantik? tentu saja! dan itulah hakikat sebenarnya.
“apa hakikatnya, bang?” eits .. jangan panggil abang dong! panggil dede aja yah ..

jadi gini ibu2 & bapa2 “lho kok manggilnya ibu ma bapa sih” (ya iyalah .. saya kan dede), bidadari dunia itu pandai banget mengurus dirinya .. pandai banget menjaga auratnya .. beda kan sama saya, kalo saya ga pernah pake kerudung apalagi jilbab. hehe ya iyalah ..
dari situ aja, jelas dong secara fisik bidadari dunia itu lebih unggul, soalnya mereka itu perhiasan2 yg terjaga. beda dong sama yg membuka auratnya, mungkin mereka cantik dengan memperlihatkannya, tapi itu sama aja dengan ga merawat diri sendiri, apakah mereka itu perhiasan yg terjaga? “aduh dede pucink, jawab ndiri yah pertanyaan itu” ..

analoginya gini,beda ga pisang goreng ama kue lapis legit? “beda dong dede ..” kalo lapis legit mah susah banget ngebuatnya .. lapis legit harganya mahal, bungkusnya rapi, dijualnya di toko2. bandingkan ama pisgor (pisang goreng), susah ga ngebuatnya? mahal ga? dibungkus ga? di mana dijualnya? wah dede bingung ngejawabnya. ibu2 & bapa2 ada yg bisa jawab ga? ..
-semua wanita itu cantik, yg ngebedain adalah cara mereka menjaga kehormatannya-
kita lanjut ke segi “hati yg lembut” yuk ..
“kalo yg ini sih jelas, de ..”

yakin nih dah jelas? boleh dede nanya ga? seseorang yg lembut, gimana cara bicaranya? apakah suara mendayu2, biar perahunya lekas sampai .. (ckck .. kalo itu sih namanya mendayung2)
di sebuah bla bla bla, kebetulan yg jaga akhwat. hehe

mau ga mau alias kepaksa tapi dengan hati yg ringan “lho kok hatinya ringan?” kalo hati ini berat kan dede jd susah ngebawanya .. dede kepaksa bayar (abisnya kalo ga bayar kan namanya maling).
pas lagi bayar, dede sih lihatnya ke sandal jepit yg telantar, penat juga lama2 ngeliat sandal jepit ..
setelah selesai ngitung, beliau ngomong bla bla bla. saking kagetnya (ah lebay deh dede ..) mata ini secepat kilat tertuju ke sumber suara (tuh kan lebay ..)

wew .. beliau nunduk.

dede liat sekilas. beliau itu sedang nundukin pandangannya. di samping beliau, ada seorang akhwat yg nemenin.
kali ini dede ngeliatin kertas di atas meja. beliau bicara seadanya, suaranya ga dibuat2, ga mendayu2, tapi tetap ramah (dede yakin beliau masih nunduk)

-kata2 yg baik seharusnya ‘tegas’, sekaligus jauh dari kata2 kasar-

banyak lagi sih hal yg bisa dibahas, tapi dede mau ke sebuah bla bla bla dulu. tapi bukan bla bla bla yg di atas .. hehe
ayo kawan sekarang lihat ke dalam dirimu .. mau dapat peran sebagai lapis legit atau pisgor? wah yg mana yah yg bisa mengantarkan ke surga?
afwan kalo ada salah kata ..

sebuah bla bla bla i’m coming ..