Page

Minggu, 02 Januari 2011

Seruan Kepada Para Pengemban Dakwah !!!

Saudaraku..
Assalamu'alaikum...

Jalan kebenaran itu sulit dan berat serta sarat dengan onak dan duri. Semua orang mengetahui hal ini secara meyakinkan tanpa ada keraguan sedikitpun. Kendati sulit dan berat, orang Mukmin menikmati dan menyukai jalan kebenaran ini serta menemukan berbagai kenikmatan di dalamnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya sebuah keyakinan yang kokoh sekeras karang dan sekuat baja.

Para pengemban dakwah harus memahami bahwa, kebenaran Islam tidak akan pernah tegak tanpa adanya tekad yang membaja dalam jiwa para pejuangnya. Islam akan selalu berdiri kokoh bersama orang-orang yang kokoh, bersama orang yang kuat dalam menanggung berbagai penderitaan. Dan tidak akan pernah tegak bersama orang-orang murahan, yang terbiasa hidup bermewah-mewahan dan berfoya-foya. Sungguh, Islam tidak mungkin akan kuat dengan orang-orang semacam itu.



Saudaraku para pengemban dakwah...

Kita harus mencontoh sekali lagi generasi terbaik umat ini. Islam hanya akan tegak dengan tekad seorang rakyat biasa seperti yang dimiliki oleh Anas bin an-Nadhr ra dalam peperangan Uhud. ia pernah bertekad: “Jika Allah mengizinkanku memerangi orang-orang musyrik, Dia (Allah) akan melihat apa yang akan aku kerjakan.” Betul saja, ia bertempur habis-habisan sehingga ia syahid, ditubuhnya terdapat delapan puluh lebih luka tusukan. Bahkan tubuhnya terobek-robek, sehingga hanya bisa dikenali oleh saudara perempuannya melalui jari jemarinya (Diriwayatkan al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidizi, an-Nasa’i, dan Ahmad).

Islam hanya akan tegak bersama tekad para pemuda seperti Mush’ab bin Umair ra. Ia mampu mengacuhkan kesempatan masa mudanya yang serba nyaman. Dan memilih menjalani kehidupan keras yang penuh dengan kesederhanan dan derita. Jika Anda mengikuti perjalanan hidupnya maka Anda akan menemui bahwa tekadnya sungguh sekokoh karang dan sekeras baja sampai ke penghujung hanyatnya. Lihatlah saat dipeperangan Uhud tempat syahidnya. Begitu kokoh ia mempertahankan Rasulullah SAW, memegang panji (bendera) perang kaum muslim. Setiap kali ditebas dan lepaslah sebelah tangannya ia berucap untuk menghibur dirinya: “sesungguhnya Muhammad adalah seorang Rasul, telah mendahuluinya rasul-rasul.”

Ia terus mempertahankan panji tersebut dengan pangkal lengannya, karena keduabelah lengannya telah putus. Ia seperti tak ingin melepaskan Islam dalam dirinya dengan terus memegangi panji itu sampai Malaikat menjemput ruhnya yang mulia. Tekad kuatnya sampai akhir hayatnya dapat dilihat saat para sahabat ingin menutup jasadnya, jika ditutupkan ke kepalanya maka kakinya akan terlihat, jika ditutup ke kakinya maka kepalanya akan terbuka. Ia hanya memiliki satu baju yang tak cukup untuk menutup jasadnya saat meninggal, padahal siapapun mengenalnya pada masa jahiliyah sebagai seorang pemuda yang kaya raya dengan kehidupan yang mewah.
Tidakkah itu sebuah tekad yang luar biasa?

Islam juga hanya akan tegak, dengan tekad seorang panglima seperti Shalahuddin al-Ayyubi. Melalui tangan beliaulah negeri-negeri Islam terjaga dari musuh-musuhnya. Dengan kekuatan tekadnya para Mujahid selalu yakin akan kemenangan dari Allah. Dari peperangannya, berbagai negeri akhirnya dibebaskan dari penghambaan kepada manusia dan kembali kepada penghambaan hanya pada Allah.

Kita dapat menyaksikan tekad tersebut juga pada diri Thariq bin Jiyad dan pasukannya. Di atas bukit karang di sebuah pantai wilayah Spanyol, Thariq bin Jiyad memerintahkan kepada pasukannya untuk membakar semua kapal yang telah membawa mereka menyeberang dari Afrika ke Eropa.

Dengan penuh keheranan anak buahnya, bertanya kepada pemimpinnnya.
“Kenapa Anda melakukan ini?”,
“Bagaimana kita kembali nanti?”
Lelaki perkasa itu dengan mantap menjawab,
“Kita datang ke sini tidak untuk kembali. Kita hanya memiliki dua pilihan, yaitu memfutuh (membebaskan) negeri ini dan menetap di sini atau kita semua menjadi syahid.”
Serangkaian kata-kata yang akan tetap dikenang sejarah, yang muncul dari kesadaran yang tinggi akan hubungannya dengan Allah.

Setelah itu, kita juga masih menemukan motivasi yang sama pada seorang pahlawan Islam yang hidup  821 tahun setelah Rasulullah wafat. Dengan motivasi itu juga pahlawan kita ini berhasil membebaskan Konstantinopel (Istanbul) pada tahun 1453 M. Dialah Muhammad Al Fatih.

Islam juga hanya akan tegak dengan tekad dari seorang pemimpin seperti Umar bin Abdul Azis. Beliau begitu memperhatikan kehidupan rakyatnya di siang hari. Menangis sampai membasahi janggutnya di malam hari karena beratnya amanah yang akan dipertanggung jawabkannya. Beliau rela melepas seluruh harta yang dimilikinya. Beliau sanggup makan kacang adas dan roti keras setiap hari demi beliau tidak ingin menjadi orang yang lebih dahulu merasakan kenyang daripada rakyatnya. Beliau menjadi teladan bagi rakyatnya. Dan dalam pemerintahannya yang hanya sebentar itu (3,5 thn), negara Islam mencapai kesejahteraan sehingga zakat tidak dapat digunakan karena tidak ditemukan penerimanya. Zakat tersebut kemudian digunakan untuk membebaskan budak-budak di luar negeri.

Tekad-tekad seperti inilah yang harus dimiliki oleh para pengemban dakwah. Sebuah tekad yang akan mendidih di dalam kalbu para pemiliknya. Tekad itu akan mampu memotivasi mereka melakukan kerja-kerja dan karya-karya besar setiap pagi dan petang. Motivasi yang lahir dari keimanan. Motivasi yang tidak akan pernah berhenti dan akan terus hidup (longlife motivation).

Saudaraku sudah semestinya kita memiliki tekad seperti mereka. Jika tekad kita mulai melemah maka ingatlah mereka, bacalah kembali peri kehidupan mereka. Sungguh hati para pengemban dakwah adalah hati yang lembut dan halus sehingga mudah menerima getar-getar kokohnya iman dan semangat para pendahulunya...

Tekad seperti itulah yang mampu membuat seorang pengemban dakwah berkata seperti yang dikatakan oleh Imam Syafii rahimahullah ta’ala, “Istirahatnya seorang (aktitivis) adalah sebuah kelalaian”. Seorang musafir dakwah tidak memiliki tempat istirahat dalam perjuangannya, karena tempat peristirahatan bagi dirinya hanyalah surga Allah SWT yang kekal abadi. semoga kita semua berkumpul di sana wahai saudaraku... AMIN...

Demi Allah seruan ini adalah untuk kita semua..

Dari saudaramu

Fauzan al-Banjari


Tidak ada komentar:

Posting Komentar