Nazrel ( bukan nama sebenarnya ) sedang asik ngobrol di telepon genggamnya ( Hape ) di kamarnya, dia kelihatan asiik mengobrol gak jelas juntrungannya dengan ceweknya, kadang sambil tertawa, kadang juga rayuan gombal kepada sang pacar. Tiba-tiba ibunya menggetuk pintu, “ Zrel, sholat Maghrib dulu !!!, kata Ibunya, tapi Nazrel tidak menghiraukannya karena terlalu asik dengan obrolan yang gak jelas itu.
“Nazrel, sholat, niih magribnya dah mo habis !!!, kata ibunya mengeraskan suaranya.
“Ya mam, iya…. Allahu Akbar, Jawab Nazrel bohong, seolah dia hendak sholat, padahal masih terus ngobrol dengan pacarnya di Hapenya.
GENERASI PENERUS
Sering kita dengar baik di kelas maupun di saat Upacara, bapak dan Ibu guru biasa berpidato bahwa kalian para murid-murid adalah generasi penerus, generasi yang akan mengisi pembangunan, meneruskan perjuangan, dan sebagainya.
Manusia hidup di dunia tidaklah selamanya, namun suatu saat dia kan mati, sehingga dia perlu pengganti perjuangannya di dunia, nah pengganti inilah yang disebut sebagai generasi penerus.
Jadi generasi penerus adalah generasi yang diberi amanat untuk meneruskan sebuah pekerjaan, perjuangan, usaha dan sebagainya oleh generasi sebelumnya, karena pekerjaan, perjuangan dan usaha itu belum selesai atau masih harus diteruskan.
REALITA GENERASI PENERUS KITA
Kebanyakan generasi penerus kita tidak pantas dan tidak akan mampu meneruskan perjuangan generasi sebelumnya kenapa ???.
Karena generasi penerus kita sudah rusak dan bobrok sebelum mereka diberi tanggung jawab untuk meneruskan perjuangan.
Seks Bebas
51% Remaja Jabodetabek sudah pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah, separuh diantaranya telah melakukan aborsi lebih dari satu kali. ( Badan Koordinasi Keluarga Berencana )
Kenapa ???
Karena gaya hidup sesat sekulerisme yaitu Pacaran, yah pacaran sebuah kata yang saat ini dianggap sangat mulia, namun sebenarnya inilah awal dari malapetaka perzinaan yang menjadi borok utama generasi penerus kita.
Contoh praktek pacaran yang katanya "Islami", sami mawon ( sama saja ) dengan maksiat HARAM
Banyak juga yang beralasan lebih baik pacaran Islami, wah dari mana tuh dalilnya???, asal kasih Islami jadi boleh gitu ???, dan yang mengherankan yang ngomong kaya gitu seorang ustad, ustad lulusan mana itu ?? lulusan Taman Lawang kali, hahaha… oke bukan bermaksud menghina, namun kenapa seorang yang dianggap ustad begitu kompromi dengan kemaksiatan.
Kita tidak bisa berharap pada model remaja kaya gini, karena semua waktunya dihabiskan hanya untuk berpacaran, berkhalwat, maksiat dan Allah Swt tidak akan menurunkan rahmat lewat remaja-remaja maksiat semacam ini.
Narkoba
Menurut data dari Badan Narkotika Nasional sejak tahun 1998 pengguna Narkoba meningkat tajam, sebagian besar penggunanya adalah remaja, dan bahkan mulai dari anak-anak dibawah usia remaja.
Coba bayangkan jika generasi penerus kita adalah generasi sakau, genrasi yang tidak akan membawa apa-apa untuk kebangkitan umat, dan justru menghancurkan jamaah umat.
Maksiat lewat media massa
Di televisi para remaja biasa di suguhi acara-acara yang kebanyakan menyesatkan, seperti sinetron yang isinya Cuma nangis doang, Cuma rebutan pacar, koleksi pacar, rebutan anak, rebutan warisan dan sebagainya.
Sekali lagi sebuah syair yang sangat membosankan saya tulis lagi
Cinta karya Pujangga Sableng
Cinta adalah Pacaran
Pacaran adalah cinta
Tidak ada cinta tanpa pacaran
Yah inilah syair sinting yang setiap hari, setiap jam setiap detik menggema di media massa seperti televisi, radio, internet dan sebagainya.
MEMBENTUK REMAJA YANG SIAP MENJADI GENERASI PENERUS
Generasi penerus haruslah mempunyai jati diri yang jelas dan benar, sehingga mampu membuat sebuah perubahan yang istimewa bagi umat. Selama ini generasi penerus kita tidak mampu mengambil tugas sebagai generasi penerus karena mereka tidak punya jati diri yang benar. Mereka terlalu membebek pada gaya hidup sekulerisme yang didengungkan oleh barat.
Jati diri yang benar
Sudah saya postingkan terdahulu bahwa jati diri yang benar adalah jati diri yang mampu menjawab tiga pertanyaan dasar tentang kehidupan yaitu
Darimana asal manusia ?
Apa tujuan hidup manusia ?
Dan akan kemana setelah manusia mati ?
Dan jawabannya pun harus memuaskan akal, sesuai fitrah manusia dan menenangkan hati.
Islam, Jati diri yang benar
Jelas sekali dalam Islam atruan tentang kehidupan sangatlah lengkap dan Islam memberikan jawaban atas ketiga pertanyaan di atas dengan tepat dan paling benar, jika kita teliti lebih mendalam 90 % aturan dalam Islam adalah aturan tentang Politik, Ekonomi, Hukum, sosial budaya. Sedangkan sisanya adalah 10 % tentang ibadah mahdah ( ritual ), sholat, puasa, Haji, dan sebagainya. Jadi selama ini kita hanya melaksanakan 10 % saja.
LALU APA ??
Jika Islam sebagai jatidiri yang benar maka sudah saatnya kita terapkan secara kaffah ( 100% ) jadi tidak hanya masalah ibadahnya saja, tetapi ekonominya juga dipakai, politiknya juga dipakai, hukumnya juga dipakai, Sosial Budaya juga dipakai.
Jadi ??
Jika semua aturan Islam itu dipakai maka itulah yang disebut sistem Negara Khilafah Islamiyah, sebuah sistem yang pernah berjaya selama lebih dari 13 Abad, dan mampu memberikan perlindungan baik kepada muslim maupun non msulim, dan mampu mempersatuka kaum muslim dalam satu ikatan yaitu ukhuwah Islamiyah, sebiah ikatan yang agung, dan ikatan paling tinggi serta paling beradab.
KESIMPULANNYA
Sistem Negara Khilafah inilah yang seharusnya diperjuangkan oleh generasi penerus kita.
Democrezy telah melahirkan generasi sekuler
BalasHapusyang notabennya mereka hidup hanya dituntut untuk mencari kebutuhan perut serta memenuhi hawa nafsu yang tak kunjung surut, padahal hanya kenikmatan sesaat lupa dengan kehidupan akhirat,
dimana jati diri seorang muslim yang sesungguhnya hanyalah sebuah angan-anagan semata,
hanya Syariah yang dapat mencetak generasi penerus yang bermaslahat untuk umat
dunia dan akhirat Insya Allah selamat....
Allahu Akbar...
ALLAHUAKBAR !!!!
BalasHapussatukan langkah kita, Syariah adalah pedang kita dan KHILAFAH adalah pelindung kita. Maka sebaik-baiknya pejuang adalah mereka yang membela islam dan memperjuangkannya.