Page

Senin, 07 Juni 2010

Orkestra Terdahsyat !!!




Islam adalah agamaku
menangnya adalah menangku
kemuliaannya adalah kemuliaanku
kejayaannya adalah kejayaanku

tak kan kubiarkan ajarannya memudar
tak kan ku biarkan keagungannya dihina
jika sekarang wajah islam kusam
jika sekarang bendera Islam terkulai

maka akan aku cerahkan wajahnya dengan jiwaku
maka akan ku kibarkan bendera arraya dan alliwa dengan darahku
karena tiada kemuliaan hidup bagiku tanpa islam
islam hanya memberikan dua pilihan yang mulia

"HIDUP DENGAN KEMULIAAN ISLAM ATAU MATI SEBAGAI SYUHADA"

SAATNYA KEMBALI PADA ISLAM DALAM BINGKAIAN KHILAFAH YANG AKAN MENERAPKAN SYARI'AH SECARA KAFAH.
ALLAHUAKBAR !!!!!!!

La ila ha ilalallah

Jihad fi sabilillah

Di mana suara-suara barikade itu?

Sungguh terdengar seprti suara harmoni yang tak perlu nada untuk menampilkan orchestranya.

La ila ha ilallah

Muhammadar rasulullah

Jihad fi sabilillah…

Semakin jelas

Semakin terang

Semakin terdengar

Bukan sayup-sayup

Tapi tedengar lantang

Di mana kah itu?

La ila ha ilallah

Muhammadarasulullah

Kejejaki tepi-tepi perjalanan untuk mencari sumber suara itu.

Bagian pertama

Kutemukan suara itu di ujung kota kecil yang sedang terserang oleh senapan kebiadaban,

Tak terlihat seperti apa yang mereka ucapkan itu sedang berlemah dan lengah, namun mereka siap membalas hingga tuntas.

Melalui sebuah batu-batu berterbangan dan seuah Molotov yang siap diledakkan.

Dan bibir mereka mengucapkan selalu

La ila ha ilallah

Muhammadar rasulullah

Jihad fi sabilillah.

Bagian kedua

Kutemukan suara itu di sudut perjuangan jiwa menggelora yang membuang kebatilan dan melempar sejuta konpirasi Bengal yang dijejali oleh pemakar kejahatan.

Di barisan mereka tergambar pula suatu panji yang terus meninggikan suara itu

La ilaha ilallah

Muhammadar rasulullah

Jihad fi sabilillah.

Bagian ketiga

Kutemukan suara itu di balik sunyinya sebuah ruang.

Di hati para pencinta-Nya semakin tangis lelap dalam tafakur yang penuh tadabbur.

Bibirnya yang basah akibat terkena aliran air matanya pun selalu menyebut

La ilahailallah

Muhammadar rasulullah.

Entah beberap bagian lagi yang aku susuri,

Inilah simponi terindah yang terdengar,

Makin malu seraya haru aku atas ini,

Apalah yang aku hadapi tak berat ini yang membuat aku terpekur pada itu saja,

Sementara simponi yang tedengar indah walaupun tanpa nada itu sibuk terus meninggikan kalimatullah dan tak lelah-lelah meskipun tubuh mereka terpenjara.

Ah parah…

Biaralah sajak-sajak sampah ini menggeluti pemikiranku yang diambang kabut.

Sudah..

Biarkan cukup di sini.

Tegak dan gabung bersama mereka untuk bersama memainkan suara tanpa nada,

Bukankah itu yang ingin kau lakukan,

Berorkestra bersama menghasilkan orchestra untuk meninggikan kalimatullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar