Page

Selasa, 18 Februari 2014

PILIH MANA : Berjilbab Tapi Kelakuan Buruk Atau Tak Berjilbab Tapi Kelakuan Baik






Assalamualaikum........
Subhanallah sudah lama tak berkunjung ke rumah elektronikku ini, sekali buka wuuiiiihh banyak rumah spidermen dimana mana *lol :D

Ceritanya ini, kemaren pas blogwalking ke beberapa blog, ane nemu tulisan MANTAP. naaah tulisan keren klo gak dishared ulang 'eman tenan' kan ? jadi berhubung blog ane ini kosong melompong, alangkah baiknya jika mengisi dengan postingan yang Insyaallah bermanfaat ^^

 
Sang Pengembara Jiwa
on 10:24 PM, 17-Jul-12 Assalamu'alaikum, met mlm saudaraku.. Nice post nih. Tapi ane ada pertanyaan sedikit. Lebih baik mana : wanita yang tidak menutup aurat (tidak berjilbab) tapi tingkah laku dan hatinya bagus, dan wanita yang berjilbab, tapi ternyata hatinya rusak. Jilbab hanya sebagai formalitas agama. kan banyak tuh sekarang remaja2 yang berjilbab tapi dengan pacarnya melakukan zina (banyak kasus video mesum remaja jilbab dimana mana) itu aja trimakasih. 

Pertanyaan sahabat Sang Pengembara Jiwa sebenarnya secara tidak langsung mewakili pertanyaan pertanyaan sama yang sering di lontarkan oleh sahabat sahabat muslimah yang pada umumnya belum/enggan berjilbab.Dan atas alasan tersebut saya sengaja tidak menanggapi langsung pada kolom komentar melainkan mempostingnya sebagai 1 topik pembahasan.

1) Berjilbab tetapi berakhlak buruk.
Para muslimah yang berjilbab tetapi masih banyak juga melanggar syariat-syariat islam yang lainnya.

2) Tidak berjilbab tetapi berakhlak baik.
Para wanita yang tidak atau belum berjilbab tetapi tidak melanggar syariat-syariat islam yang lainnya, kecuali jilbab.

Pandangan yang seperti di atas menganggap bahwa :
pernyataan B. lebih baik daripada pernyataan A.
Apakah benar demikian? Atau Manakah di antara kedua hal tersebut yang lebih baik?

Jawabannya adalah tidak ada lebih baik dari dua hal tersebut. Tidak ada yang lebih dari dua alternatif pelanggaran, karena dari keduanya memang tidak ada yang baik.

Ketika seorang muslimah telah baligh atau dewasa maka wajib baginya untuk berjilbab. Adapun masalah moral atau akhlak itu adalah perkara yang lain dimana ada hukum tersendiri yang mengaturnya.
Mungkin yang harus kita imani terlebih dahulu adalah bahwasanya berjilbab adalah kewajiban yang mutlak bagi seorang muslimah dewasa. Banyak dalil-dalil tentang kewajiban berjilbab.

"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [QS. Al Ahzab (33): 59]


"Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki- laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita." [QS.AnNur(24) : 31]

Sabda Rasulullah shallallahu ’alahi wassalam yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari ’Aisyah : 
"Hai Asmaa! Sesungguhnya perempuan itu apabila telah dewasa/sampai umur, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini."

 Rasulullah Shallahllahu ’alaihi wassalam berkata sambil menunjukkan muka dan kedua telapak tangan hingga pergelangan tangannya sendiri.


Ringkasnya begini,
sebagai seorang muslimah,jilbab itu hukumnya WAJIB. Tidak ada tawar-menawar dalam hal ini. Namun, terkadang jilbab dijadikan tolak ukur perilaku seseorang.
''dia berjilbab, tapi kelakuannya buruk''.
Pertanyaan saya,kenapa MENYALAHKAN jilbabnya?!


Jika ada seorang wanita berjilbab, tapi kelakuannya buruk. Berarti, wanita itu hanya sekedar 'mengetahui' belum 'memahami'.Kita tidak boleh menyalahkan jilbabnya, karna itu kewajiban, cukup pribadinya..
Lalu, seorang wanita yang baik, tapi tidak berjilbab.

Aku justru malah ragu. Apa yakin dia baik? Apa yakin dia sepenuh hati? Karna kalau dia memahami, maka ia akan berjilbab. Hemm.. Jadi, alangkah baiknya berhentilah memandang jilbab itu seperti sesuatu yang bersalah.

Maka yang perlu diketahui disini bahwa, dosa berkelakuan buruk dan tidak berjilbab itu adalah dosa tersendiri. Sebagaimana seseorang yang rajin shalat malam, boleh jadi dia pun punya kebiasaan mencuri, Itu bisa jadi.

Sebagaimana ada Kyai pun yang suka menipu, Ini pun nyata terjadi.
Perlu juga diingat bahwa perilaku individu tidak bisa menilai jeleknya orang yang berjilbab secara umum. Bahkan banyak wanita yang berhijab dan akhlaqnya sungguh mulia.
Selanjutnya yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana menggunakan jilbab secara benar atau sesuai syar’i.

Karena kalau kita lihat di masyarakat, banyak para muslimah yang mengunakan jilbab belum sesuai dengan kriteria-kriteria syariat.

Banyak kita dengar istilah ”jilbab gaul”, ”jilbab modis”, dan sebagainya yang mungkin bisa saya katakan bahwa yang demikian itu tidak bisa disebut dengan jilbab.

Oleh karena itu hendaknya setiap muslimah yang memakai jilbab, pelajari bagaimana kriteria-kriteria jilbab yang sesuai dengan syariat.

Jilbab yang sudah dikenakan dengan benar, insya Allah akan memberikan pengaruh besar untuk melakukan kebaikan, sedangkan menanggalkannya bisa membuka peluang besar bagi jalannya bermacam-macam maksiat. Karena pada dasarnya tidak berjilbab merupakan kemaksiatan. Walaupun jilbab itu tidak menutup kemungkinan negatif dan bukan menjamin kebaikan seluruhnya tetapi dampak positif yang dicapai oleh wanita berjilbab jauh lebih baik dibanding wanita yang tidak berjilbab.

Sebab wanita yang berjilbab itu telah memperoleh sebagian dari kebaikan/keutamaan sedangkan kebaikan lainnya harus dipenuhi dengan kewajiban lainnya. Adapun kebaikan itu muncul dari pancaran ilmu, iman dan takwanya kepada Allah subhanahu wata’ala.


2 komentar:

  1. wah, ini mungkin yg banyak digalaukan oleh kaum akhwat yah???
    tetapi bagaimanapun, sepertinya pertanyaan ini hanya merupakan alasan yg dibuat-buat...

    BalasHapus